Kamboja, negara yang terkenal dengan keindahan Angkor Wat-nya, baru-baru ini mengumumkan kenaikan upah minimum bulanan bagi pekerja industri fesyen. Keputusan ini merupakan langkah positif dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja di sektor yang seringkali dianggap sebagai salah satu yang paling rentan terhadap eksploitasi.
Menurut data yang dirilis oleh pemerintah Kamboja, upah minimum bulanan untuk pekerja industri fesyen akan naik sebesar 4,4 persen menjadi sekitar 190 dolar AS. Meskipun angka ini mungkin terlihat kecil bagi sebagian orang, namun kenaikan ini dapat berarti banyak bagi pekerja yang sering kali bekerja dalam kondisi yang keras dan tidak manusiawi.
Industri fesyen Kamboja telah menjadi salah satu sektor yang paling penting dalam perekonomian negara tersebut. Banyak perusahaan pakaian terkenal dunia yang memproduksi barang-barang mereka di negara ini karena biaya tenaga kerja yang relatif murah. Namun, keuntungan yang diperoleh dari eksploitasi buruh seringkali tidak sebanding dengan upah yang mereka terima.
Dengan adanya kenaikan upah minimum bulanan, diharapkan bahwa kondisi kerja para pekerja industri fesyen di Kamboja akan menjadi lebih baik. Mereka akan mendapatkan kompensasi yang lebih layak atas kerja keras yang mereka lakukan setiap hari. Selain itu, kenaikan ini juga dapat menjadi dorongan bagi negara-negara lain untuk mengikuti jejak Kamboja dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja industri fesyen.
Meskipun masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa buruh di sektor fesyen mendapatkan perlindungan yang cukup, langkah-langkah positif seperti kenaikan upah minimum bulanan ini merupakan langkah awal yang baik. Semoga dengan adanya keputusan ini, kondisi kerja para pekerja industri fesyen di Kamboja dapat menjadi lebih baik dan menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menghargai tenaga kerja mereka.